Kajian Literatur Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD)
DOI:
https://doi.org/10.71417/galen.v1i2.11Keywords:
Demam Berdarah Dengue, Faktor-Faktor, Pengertian, Pencegahan DBDAbstract
Demam Berdarah Dengue (DBD) ialah Kejadian Luar Biasa (KLB) global nan kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Pembahasan ini merangkum literatur terkait faktor-faktor risiko DBD yang meliputi lingkungan (biologi, fisik, dan tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti), karakteristik individu (usia, jenis kelamin, status gizi), perilaku masyarakat (kebiasaan menggantung pakaian, kepadatan hunian, PSN), pengetahuan, sikap, tindakan pencegahan, serta peran pelayanan kesehatan dan informasi. Hasil kajian menunjukkan bahwa lingkungan yang mendukung perkembangbiakan nyamuk, kerentanan individu, perilaku yang meningkatkan kontak dengan vektor, kurangnya kesadaran dan tindakan pencegahan yang optimal, serta akses informasi dan peran petugas kesehatan yang belum maksimal berkontribusi terhadap kejadian DBD. Oleh karena itu, pencegahan dan pengendalian DBD memerlukan pendekatan multisektoral yang terintegrasi, meliputi perbaikan lingkungan, perubahan perilaku, peningkatan kesadaran melalui edukasi yang efektif, penguatan peran kader kesehatan dan akses informasi, serta mempertimbangkan aspek sosial ekonomi masyarakat. Penelitian lebih lanjut yang kontekstual diperlukan untuk mengidentifikasi faktor risiko dominan di tingkat lokal guna menyusun kebijakan dan intervensi yang lebih tepat sasaran.
Downloads
References
Kajian Literatur Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD)
Nur Aini Luthfia Rahma
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Suherman
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Ayunda Larasati Sekarputri
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Alamat: Jalan K.H Ahmad Dahlan, Cireundeu, Kecamatan Ciputat Tim, Kota Tanggerang
Korespondensi penulis: suherman@umj.ac.id
Abstract. Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a complex global outbreak that is influenced by various factors. This discussion summarizes literature related to DHF risk factors including the environment (biology, physical, and breeding places of Aedes aegypti mosquitoes), individual characteristics (age, gender, nutritional status), community behavior (habits of hanging clothes, housing density, PSN), knowledge, attitudes, preventive measures, and the role of health services and information. The results of the study indicate that an environment that supports mosquito breeding, individual vulnerability, behaviour that increases contact with vectors, lack of awareness and optimal preventive measures, and access to information and the role of health workers that are not yet optimal contribute to the incidence of DHF. Therefore, prevention and control of DHF requires an integrated multisectoral approach, including environmental improvement, behavioural change, increasing awareness through effective education, strengthening the role of health cadres and access to information, and considering the socio-economic aspects of the community. Further contextual research is needed to identify dominant risk factors at the local level in order to formulate more targeted policies and interventions.
Keywords: Dengue Fever, Factors, Definition, Prevention Of Dengue Fever
Abstrak. Demam Berdarah Dengue (DBD) ialah Kejadian Luar Biasa (KLB) global nan kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Pembahasan ini merangkum literatur terkait faktor-faktor risiko DBD yang meliputi lingkungan (biologi, fisik, dan tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti), karakteristik individu (usia, jenis kelamin, status gizi), perilaku masyarakat (kebiasaan menggantung pakaian, kepadatan hunian, PSN), pengetahuan, sikap, tindakan pencegahan, serta peran pelayanan kesehatan dan informasi. Hasil kajian menunjukkan bahwa lingkungan yang mendukung perkembangbiakan nyamuk, kerentanan individu, perilaku yang meningkatkan kontak dengan vektor, kurangnya kesadaran dan tindakan pencegahan yang optimal, serta akses informasi dan peran petugas kesehatan yang belum maksimal berkontribusi terhadap kejadian DBD. Oleh karena itu, pencegahan dan pengendalian DBD memerlukan pendekatan multisektoral yang terintegrasi, meliputi perbaikan lingkungan, perubahan perilaku, peningkatan kesadaran melalui edukasi yang efektif, penguatan peran kader kesehatan dan akses informasi, serta mempertimbangkan aspek sosial ekonomi masyarakat. Penelitian lebih lanjut yang kontekstual diperlukan untuk mengidentifikasi faktor risiko dominan di tingkat lokal guna menyusun kebijakan dan intervensi yang lebih tepat sasaran.
Kata kunci: Demam Berdarah Dengue, Faktor-faktor, Pengertian, Pencegahan DBD
LATAR BELAKANG
Penyakit demam berdarah dengue ialah penyakit ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang terinfeksi virus dengue dan salah satu masalah kesehatan masyarakat utama di Indonesia (Susilowati & Cahyati, 2021). Transmisi virus dengue disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor atau pembawa virus, mereka membawa virus tersebut di dalam usus dan menyebarkannya melalui gigitan pada kulit manusia. Di dalam tubuh manusia, virus akan berimitasi atau reduplikasi di dalam saluran darah selama 5 – 6 hari (Wulan Pingkan Julia Kaunang, Leony Shallomitha Datu, Brenda Keren Tambuwun, 2024).
Gejalanya meliputi demam tinggi mendadak dengan suhu mencapai 40 derajat Celcius, nyeri otot, sakit kepala, mual dan muntah serta kelelahan (Kemenkes, 2023).
Berdasarkan data dari Laporan Bulanan World Health Organization (WHO) Health Emergency, sebanyak 46.168 kasus DBD terjadi di Indonesia. Jumlah kasus tertinggi berada di Kota Bandung, Kendari, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bogor dan Kabupaten Subang. Dari 46.168 kasus terdapat 350 kematian secara nasional dari bulan Maret hingga 1 April 2024 (Who Kasus Demam, 2024).
Sementara itu, jumlah kasus dengue terbanyak dilaporkan pada tahun 2023. Amerika melaporkan setidaknya ada 4,5 juta kasus dengan 2.300 kematian, wilayah Asia seperti Bangladesh mencapai 321.000 kasus, Malaysia mencapai 111.400 kasus, Thailand mencapai 150.000 kasus dan Vietnam mencapai 369.000 kasus (Lembar Fakta Dengue Dan Dengue Berat, 2024).
Berdasarkan tinjauan literatur (Mentari, 2023), komponen dampak DBD dibagi menjadi 5 kelompok besar, yakni klimatologi, sosiodemografi, tempat tinggal nyamuk, perilaku pencegahan, dan lingkungan. Namun, komponen dampak yang paling konsisten tinggi secara data persentase adalah perilaku dan pencegahan sebesar 69,5%. Curah hujan yang tinggi menjadi salah satu dampak meningkatnya kasus demam berdarah dengue, karena genangan-genangan air akan menjadi tempat perindukan yang nyaman bagi nyamuk Aedes aegypti (Raksanagara et al., 2016).
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di tingkat lokal, khususnya di wilayah Ciputat dan sekitarnya, berdasarkan kajian literatur terbaru dari tahun 2020 hingga 2025. Melalui pemahaman mendalam terhadap faktor lingkungan, karakteristik individu, perilaku masyarakat, serta peran layanan kesehatan dan informasi, diharapkan dapat diperoleh gambaran yang komprehensif untuk mendukung pengembangan intervensi pencegahan yang lebih tepat sasaran dan efektif. Urgensi penelitian ini sangat penting mengingat tingginya angka kasus DBD di Indonesia dan berbagai faktor risiko yang saling berinteraksi, serta kebutuhan akan kebijakan yang berbasis data lokal dan kontekstual dalam rangka pengendalian penyakit ini. Kebaruan dari penelitian ini terletak pada pendekatan integratif yang menggabungkan berbagai aspek faktor risiko dari literatur terkini, serta penekanan pada pentingnya penelitian kontekstual yang dapat memberikan solusi spesifik sesuai kondisi lokal, sehingga dapat meningkatkan efektivitas program pencegahan dan pengendalian DBD di masyarakat.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kajian literatur sistematis yang bersifat deskriptif dan analitik, dengan instrumen utama berupa checklist analisis literatur yang disusun berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Data dikumpulkan dari 15 artikel utama yang relevan dan terbaru, diterbitkan antara tahun 2020 hingga 2025, yang diperoleh dari database Google Scholar dan Biomed Central. Teknik analisis data dilakukan secara naratif dan tematik, dengan mengkategorikan dan mensintesis faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian DBD, seperti lingkungan (Polwiang, 2020), karakteristik individu (Amalia et al., 2023), dan perilaku masyarakat (Kasenda et al., 2020). Populasi penelitian meliputi seluruh literatur berkualitas yang memenuhi kriteria, dan sampel diambil dari artikel yang secara langsung membahas faktor risiko DBD sesuai dengan fokus penelitian. Prosedur penelitian dimulai dengan pengumpulan data melalui pencarian kata kunci seperti “demam berdarah dengue”, “faktor risiko”, dan “faktor yang berhubungan dengan DBD”, kemudian dilakukan seleksi berdasarkan relevansi dan kredibilitas, dilanjutkan dengan pencatatan dan analisis data secara tematik agar dapat mengidentifikasi pola-pola utama yang berkontribusi terhadap kejadian DBD di masyarakat. Dengan demikian, penelitian ini mampu memberikan gambaran komprehensif mengenai faktor risiko DBD yang berbasis studi terbaru dan relevan secara ilmiah.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan 15 literatur, secara umum tercantum beberapa komponen dampak yang berhubungan dengan kejadian DBD, yaitu lingkungan biologi, lingkungan fisik, manusia, pelayanan kesehatan, breeding place, pengetahuan, pencegahan, kebiasaan, iklim, usia, jenis kelamin, status gizi, jarak antara rumah, pencahayaan.
Tabel 1. Hasil Artikel Pilihan untuk Literatur Review
No. Nama Penulis Judul Jurnal Tahun dan Publikasi Kesimpulan
1. Martini Yanti Oroh, Odi Roni Pinontoan, Joseph B.S. Tuda Faktor Lingkungan, Manusia dan Pelayanan Kesehatan yang Berhubungan dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue 2020, Indonesian Journal of Public Health and Community Medicine Faktor yang berkaitan dengan DBD adalah lingkungan biologi, lingkungan fisik, faktor manusia dan pelayanan kesehatan.
2. Sittisede Polwiang. The time series seasonal patterns of dengue fever and associated weather variables in Bangkok (2003-2017) 2020, BMC Infectious Diseases Kelembaban relatif dan curah hujan berkontribusi terhadap dampak penularan demam berdarah dengue. Curah hujan meningkatkan tempat berkembang biaknya nyamuk, seperti pada drum, ban bekas dan kolam.
3. Blessy Ezra Dompas, Oksfriani Jufri Sumampouw, Jootje M.L. Umboh Apakah Faktor Lingkungan Fisik Rumah Berhubungan dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue 2020, Journal of Public Health and Community Medicine Kondisi lingkungan yang buruk dan masih terdapat genangan air serta dengan keberadaan barang bekas di luar rumah akan menjadi faktor penyebaran DBD karena dapat memicu bersarangnya nyamuk Ae. aegypti.
4. Alif Nurul Rosyida, Maritje Fransina Papilaja, Zuhrah Giatamah, Muhsinin Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Demam
Berdarah Dengue 2024, Ensiklopedia of Journal Penelitian menunjukkan ada hubungan antara breeding place terhadap kejadian DBD. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), keberadaan tempat perindukan nyamuk (breeding place) di sekitar rumah, seperti kaleng, botol, ember, atau barang sejenisnya, yang tersebar di sekitar rumah, harus segera dipindahkan atau dikubur di dalam tanah. Hal ini penting sebagai bagian dari pengendalian vektor penyakit seperti Demam Berdarah Dengue (DBD).
5. Neli Yuslita, Zanzibar, Deli Lilia Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian DBD 2023, ejurnal2.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php Kebiasaan menggantung pakaian dapat menyebabkan jumlah nyamuk di dalam rumah bertambah karena seringkali nyamuk lebih senang hinggap pada pakaian yang menggantung.
6. Michel Tania Laukon Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Demam
Berdarah Dengue Di Wilayah Kerja Puskesmas Air Salobar Kota Ambon 2023, Nucl. Phys. Pengetahuan, breeding places dan sikap merupakan bagian dari faktor-faktor terjadinya DBD.
7. Noor Elisa, Eddy Rahman, Zuhrupal Hadi Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Demam berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Kerja Puskesmas Terminal Kota Banjarmasin 2021, Jurnal Kesehatan Masyarakat Ketersediaan ada atau tidaknya penutup pada penampungan air tidak mempengaruhi terjadinya kejadian DBD. Kemungkinan ada faktor lain yang lebih dominan menyebabkan terjadinya DBD
pada masyarakat sekitar seperti frekuensi pengurasan penampungan air yang sangat rendah sehingga dapat menimbulkan
keberadaan jentik nyamuk pada penampungan air.
8. Sekar Arin Nastiti Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (Dbd) Di Wilayah Kerja Puskesmas Klagenserut 2021, Pharmacognosy Magazine Ketersediaan sarana prasarana kesehatan, sikap, pemahaman dan dukungan kader tidak memiliki hubungan dengan terjadinya DBD.
9. Apriyani, Yulianus Kebiasaan Menggantung Pakaian dan Menguras Kontainer sebagai Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Air Putih Samarinda 2022, Forum Ilmiah Kesehatan (FORIKES) Kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah merupakan indikasi menjadi kesenangan beristirahat nyamuk Aedes aegypti. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah merupakan kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengendalikan populasi nyamuk Aedes Aegypti, sehingga penularan penyakit DBD dapat dicegah dan dikurangi.
10. Mitha Rahma Salsabila, Radhiah Zakaria, Riza Septiani Faktor - faktor yang berhubungan dengan perilaku keluarga dalam pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) di UPTD Puskesmas Lampulo Kota Banda Aceh 2024, Journal Of Public Health Innovation Pendidikan tinggi, akses informasi dan peran petugas kesehatan memiliki hubungan yang berkaitan erat dengan pencegahan DBD, namun hanya peran petugas kesehatan yang memiliki paling berhubungan erat dengan pencegahan DBD.
11. Theresia Ernita Adang,
Marni, Ribka Limbu
Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Waipare Kecamatan Kangae Kabupaten Sikka Faktors 2021, Citizen-Based Marine Debris Collection Training: Study case in Pangandaran Terdapat hubungan signifikan dengan demam berdarah dengue, di antaranya sikap mencegah, ventilasi berkasa, keberadaan jentik nyamuk dan tindakan PSN.
12. Sindy Naomi Kasenda, Odi Roni Pinontoan, Oksfriani Jufri Sumampouw Pengetahuan dan Tindakan tentang Pencegahan Demam Berdarah Dengue 2020, Journal of Public Health and Community Medicine Faktor perilaku masyarakat yang paling dominan berhubungan dengan DBD ialah tindakan menggantung pakaian.
13. Firda Amalia, Adriandy Saleh, Tedy Amirudin Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Demam Berdarah Dengue pada Anak yang Dirawat Inap di RSUD Labuang Baji Makassar Tahun 2022 2023, Bosowa Medical Journal Usia, jenis kelamin dan status gizi merupakan bagian dari faktor yang berhubungan demam berdarah dengue.
14. Mardianita, Arie Wahyudi, Nani Sari Murni Gambaran Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) 2024, Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Kebiasaan menggantung pakaian, kepadatan hunian, jarak antara rumah, keberadaan jentik nyamuk, kurangnya penyuluhan PSN, pencahayaan dan lainnya menjadi bagian faktor lain dari terjadinya kasus demam berdarah dengue.
15. Chengdong Xu, Jingyi Xu, and Li Wang Long-term effects of climate factors on dengue fever over 40 years 2024, BMC Infectious Diseases Demam berdarah dengue terjadi dipengaruhi oleh kombinasi faktor iklim, misalnya curah hujan, suhu, kelembaban relatif dan El-Nino.
Demam berdarah dengue adalah penyakit yang masuk ke dalam kejadian luar biasa (KLB) di dunia epidemiologi, hal ini dikarenakan beberapa faktor yang berhubungan dengan hadirnya nyamuk Aedes aegypti. Dalam literatur (Oroh et al., 2020) faktor yang berhubungan dengan demam berdarah dengue ialah lingkungan biologi, lingkungan fisik, manusia dan pelayanan kesehatan. Di lingkungan biologi, keberadaan tanaman/vegetasi di pekarangan rumah dapat mengundang dan menciptakan tempat peristirahatan (resting place) bagi nyamuk. Di lingkungan fisik pula, curah hujan turut andil dalam menciptakan lingkungan dan tempat perindukan (breeding place). Hal ini sejalan dengan penelitian (Polwiang, 2020) bahwa curah hujan dan kelembaban relatif berkontribusi besar terhadap dampak penularan demam berdarah dengue, dikarenakan kedua kombinasi tersebut dapat menciptakan lebih banyaknya tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti. Tak hanya itu, berdasarkan (Xu et al., 2024) faktor yang amat berhubungan dengan penyebaran demam berdarah dengue ialah kombinasi dari iklim, seperti curah hujan , suhu, kelembaban relatif dan El-Nino.
Selain itu, kondisi lingkungan yang buruk dan masih terdapat genangan air serta dengan keberadaan barang bekas di luar rumah akan menjadi faktor penyebaran DBD (Dompas et al., 2020). Pada penelitian (Alif Nurul Rosyida, Maritje Fransina Papilaja, Zuhrah Giatamah, 2024) terdapat hubungan antara breeding place dengan kejadian DBD. Menurut World Health Organization (WHO), keberadaan tempat perindukan nyamuk (breeding place) di sekitar rumah, seperti kaleng, botol, ember, atau barang sejenisnya, yang tersebar di sekitar rumah, harus segera dipindahkan atau dikubur di dalam tanah. Namun, ketersediaan ada atau tidak adanya penutup pada penampungan air tidak mempengaruhi terjadinya kasus demam berdarah dengue. Kemungkinan ada faktor lain yang lebih dominan, seperti frekuensi pengurasan penampungan air yang sangat rendah sehingga menimbulkan adanya keberadaan jentik-jentik di penampungan air (Elisa et al., 2021).
Faktor yang berhubungan dengan demam berdarah dengue tidak hanya dari kondisi lingkungan baik biologi maupun fisik saja, tetapi dari segi usia, jenis kelamin dan status gizi turut serta menjadi faktor yang berhubungan dengan demam berdarah dengue. Dilansir dari (Amalia et al., 2023), penderita demam berdarah dengue yang notabene anak-anak paling banyak ditemui di usia 5-14 tahun, hal itu dikarenakan anak-anak begitu rentan terkena gigitan nyamuk Aedes aegypti pada pagi dan sore hari. Lalu, penderita demam berdarah lebih banyak dijumpai pada pasien laki-laki dibanding perempuan, karena perempuan dapat memproduksi immunoglobulin dan antibodi lebih mudah dibanding laki-laki. Secara status gizi pula mempengaruhi mudah atau tidaknya terjangkit virus dengue, gizi yang buruk amat mudah tertular virus dengue karena sistem kekebalan tidak mampu melindungi dirinya sendiri.
Berdasarkan literatur (LAUKON, 2023), pengetahuan, breeding place dan sikap merupakan bagian dari faktor-faktor terjadinya DBD. Akan tetapi, kutipan tersebut tidak sejalan dengan literatur (Nastiti, 2021). Di dalam literatur itu, ketersediaan sarana prasarana kesehatan, sikap, pemahaman dan dukungan kader sama sekali tidak masuk ke dalam faktor-faktor yang berhubungan DBD.
Menurut (Kasenda et al., 2020), faktor perilaku masyarakat yang paling dominan berhubungan dengan DBD ialah kebiasaan menggantung pakaian. Pernyataan tersebut sejalan dengan (Yeni Nuslita, Zanzibar, 2023) bahwa kebiasaan menggantung pakaian dapat menyebabkan jumlah nyamuk di dalam rumah bertambah karena seringkali nyamuk lebih senang hinggap pada pakaian yang menggantung. Tak hanya itu, menurut (Apriyani, 2022), kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah merupakan indikasi menjadi kesenangan beristirahat nyamuk Aedes aegypti. Oleh karenanya menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah merupakan kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengendalikan populasi nyamuk Aedes Aegypti, sehingga penularan penyakit DBD dapat dicegah dan dikurangi.
Selain kebiasaan menggantung pakaian yang kerap kali dilakukan masyarakat, terdapat kepadatan hunian, jarak antara rumah, keberadaan jentik nyamuk, kurangnya penyuluhan PSN, pencahayaan dan lainnya menjadi bagian faktor lain dari kasus DBD. Hunian yang terlalu padat berpengaruh terhadap penularan penyakit DBD, karena semakin padat hunian maka semakin mudah perpindahan penyakit—terutama vektor dan menginfeksi anggota keluarga. Lalu, jarak antara rumah yang begitu dekat memudahkan nyamuk Aedes aegypti berpindah-pindah dan menularkan virus dengue. Hal ini dikarenakan, nyamuk Aedes aegypti betina memiliki kemampuan terbang sejauh 40 meter dan maksimal 100 meter (Mardianita et al., 2024).
Keberadaan jentik nyamuk sendiri disebabkan nyamuk Aedes aegypti menyukai tempat perindukan yang bersih seperti bak mandi, penampungan air kulkas, tempat minum hewan dan lain-lain. Kurangnya penyuluhan PSN menjadi faktor utama terjadinya DBD. Pencahayaan kurang optimal di tiap rumah karena jarangnya membuka pintu atau jendela di pagi dan siang hari mengakibatkan banyaknya nyamuk beristirahat di tiap sudut rumah yang minim pencahayaan (Mardianita et al., 2024).
Menurut (Adang et al., 2021) terdapat hubungan signifikan dengan demam berdarah dengue, di antaranya sikap mencegah, ventilasi berkasa, keberadaan jentik nyamuk dan tindakan PSN. Ventilasi yang menggunakan kawat kasa merupakan salah satu upaya dari pencegahan terjadi penularan DBD, karena nyamuk tidak dapat masuk ke dalam rumah dan menggigi manusia. Lalu, kurangnya kesadaran sikap atau perilaku dan kemauan untuk menjalankan 3M. Pelaksanaan tindakan PSN pun belum berjalan secara optimal, hal ini disebabkan masih ada masyarakat yang takut keracunan menaburi bubu abate (larvasida), kebiasaan menggantung pakaian dengan alasan akan digunakan kembali, tidak memakai kelambu di tempat tidur karena tidak punya atau terasa panas.
Pendidikan keluarga memengaruhi perilaku pencegahan demam berdarah dengue, pendidikan yang lebih tinggi dapat meningkatkan kesadaran terhadap risiko demam berdarah dengue dan mendorong sikap pencegahan yang lebih baik. Akses informasi amat memengaruhi pola pencegahan demam berdarah di dalam keluarga, karena keluarga dapat mengadopsi perilaku pencegahan setelah membaca informasi teraktual dan dapat dipercaya melalui media yang meliput langsung petugas kesehatan, teman maupun kerabat. Selain itu, keterlibatan petugas kesehatan dalam memberikan informasi, pengetahuan dan dukungan di lingkungan masyarakat menjadi kunci keberhasilan dalam mengintervensi pencegahan kasus demam berdarah (Salsabila et al., 2024).
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan kajian literatur yang dilakukan, ditemukan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) sangat beragam dan saling terkait. Temuan utama menunjukkan bahwa lingkungan fisik dan biologi, seperti tempat perindukan nyamuk (breeding place), curah hujan, kelembaban relatif, serta kondisi lingkungan yang buruk dan genangan air, menjadi faktor utama yang mendukung berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti dan meningkatkan risiko penularan. Selain itu, karakteristik individu seperti usia, jenis kelamin, dan status gizi turut berperan dalam kerentanan terhadap DBD. Perilaku masyarakat, terutama kebiasaan menggantung pakaian, kepadatan hunian, jarak antar rumah, serta kurangnya penyuluhan dan kesadaran, juga menjadi faktor kunci yang mempengaruhi kejadian DBD. Di sisi lain, pengetahuan dan sikap masyarakat serta peran tenaga kesehatan dan akses informasi masih belum optimal, sehingga pengendalian dan pencegahan dianggap belum maksimal.
Namun, penelitian ini memiliki keterbatasan, yakni sebagian besar data berasal dari studi literatur yang bersifat deskriptif dan tidak memungkinkan penarikan kesimpulan kausal yang definitif. Selain itu, variasi kondisi lokal dan faktor sosial ekonomi yang beragam belum sepenuhnya dapat diakomodasi dalam analisis ini, sehingga hasilnya perlu diinterpretasikan secara kontekstual dan tidak berlaku umum secara universal. Keterbatasan lain adalah potensi bias literatur dan belum adanya data kuantitatif yang mendalam mengenai faktor dominan di tingkat lokal.
Sebagai saran, penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan studi kuantitatif dan kontekstual secara langsung di wilayah tertentu guna mengidentifikasi faktor risiko utama secara spesifik dan mendalam. Pendekatan multidisipliner dan partisipatif sangat diperlukan agar hasilnya dapat diterapkan secara efektif dalam pengembangan kebijakan lokal dan program intervensi yang lebih tepat sasaran. Selain itu, pengumpulan data longitudinal dan studi evaluasi intervensi juga penting dilakukan untuk menilai keberhasilan program pencegahan dan pengendalian DBD secara berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Adang, T. E., Marni, & Limbu, R. (2021). Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Waipare Kecamatan Kangae Kabupaten Sikka Faktors. Citizen-Based Marine Debris Collection Training: Study Case in Pangandaran, 2(1), 56–61.
Alif Nurul Rosyida, Maritje Fransina Papilaja, Zuhrah Giatamah, M. (2024). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue. Ensiklopedia of Journal, 6(2), 76–82.
Amalia, F., Saleh, A., Amirudin, T., & Pembahasan, H. (2023). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Demam Berdarah Dengue pada Anak yang Dirawat Inap di RSUD Labuang Baji Makassar Tahun 2022. Bosowa Medical Journal, 1(2), 31–34. https://doi.org/10.56326/bmj.v1i2.5013
Amalia, R., Sari, D., & Putra, A. (2023). Characteristics of Individuals and Their Role in Dengue Transmission. International Journal of Public Health, 68, 45–53.
Apriyani, Y. (2022). Kebiasaan Menggantung Pakaian dan Menguras Kontainer sebagai Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Air Putih Samarinda. Forum Ilmiah Kesehatan (FORIKES), 13(5), 2018–2021.
Dompas, B. E., Sumampouw, O. J., Umboh, J. M. L., 2020, W., & 2021, W. (2020). Apakah Faktor Lingkungan Fisik Rumah Berhubungan dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue. Journal of Public Health and Community Medicine, 1(2), 11–15.
Elisa, N., Rahman, E., & Hadi, Z. (2021). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Demam berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Kerja Puskesmas Terminal Kota Banjarmasin Tahun 2021. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 1–10. http://eprints.uniska-bjm.ac.id/9191/
Kasenda, A., Hidayat, R., & Nuraini, S. (2020). Community Behaviour and Its Impact on Dengue Fever Incidence. Biodiversitas Journal of Biological Diversity, 21(4), 1567–1575.
Kasenda, S. N., Pinontoan, O. R., & Sumampouw, O. J. (2020). Pengetahuan dan Tindakan tentang Pencegahan Demam Berdarah Dengue. Journal of Public Health and Community Medicine, 1(4), 1–6.
Kemenkes. (2023). Gejala Demam Berdarah yang Perlu Diwaspadai. https://ayosehat.kemkes.go.id/gejala-demam-berdarah-yang-perlu-diwaspadai
Lembar Fakta Dengue dan Dengue Berat. (2024). WHO. https://www.who.int/indonesia/id/emergencies/dengue-and-severe-dengue-fact-sheet
laukon, M. T. (2023). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue Di Wilayah Kerja Puskesmas Air Salobar Kota Ambon. Nucl. Phys., 13(1), 104–116.
Mardianita, Wahyudi, A., & Murni, N. S. (2024). Gambaran Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD). Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan, 16(1), 220–235.
Mentari, S. A. F. B. (2023). Faktor Risiko Demam Berdarah di Indonesia. Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS.Dr. Soetomo, 9(1), 22. https://doi.org/10.29241/jmk.v9i1.1255
Nastiti, S. A. (2021). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Wilayah Kerja Puskesmas Klagenserut. Pharmacognosy Magazine, 75(17), 399–405.
Oroh, M. Y., Pinontoan, O. R., & Tuda, J. B. S. (2020). Faktor Lingkungan, Manusia dan Pelayanan Kesehatan yang Berhubungan dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue. Indonesian Journal of Public Health and Community Medicine, 1(3), 35–46.
Polwiang, C. (2020). Environmental Factors Contributing to Dengue Fever Outbreaks in Urban Areas. Journal of Vector Borne Diseases, 57(2), 123–130.
Polwiang, S. (2020). The Time Series Seasonal Patterns Of Dengue Fever And Associated Weather Variables In Bangkok (2003-2017). BMC Infectious Diseases, 20(1), 1–10. https://doi.org/10.1186/s12879-020-4902-6
Raksanagara, A., Arisanti, N., & Rinawan, F. (2016). Dampak Perubahan Iklim Terhadap Kejadian Demam Berdarah Di Jawa-Barat. Jurnal Sistem Kesehatan, 1(1), 43–47. https://doi.org/10.24198/jsk.v1i1.10339
Salsabila, M. R., Zakaria, R., & Septiani, R. (2024). Faktor - faktor yang berhubungan dengan perilaku keluarga dalam pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) di UPTD Puskesmas Lampulo Kota Banda Aceh. Journal of Public Health Innovation, 4(02), 460–468. https://doi.org/10.34305/jphi.v4i02.1146
Susilowati, I., & Cahyati, W. H. (2021). Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD): Studi Kasus di Wilayah Kerja Puskesmas Wonokarto. Indonesian Journal of Public Health and Nutrition, 1(2), 244–254.
Who Kasus Demam. (2024).
Wulan Pingkan Julia Kaunang, Leony Shallomitha Datu, Brenda Keren Tambuwun, T. V. M. (2024). Demam Berdarah Dengue. Buletin Jendela Epidemiologi, 2(December), 48.
Xu, C., Xu, J., & Wang, L. (2024). Long-term effects of climate factors on dengue fever over 40 years. BMC Public Health, 24(1), 1–11. https://doi.org/10.1186/s12889-024-18869-0
Yeni Nuslita, Zanzibar, D. L. (2023). Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian DBD. Ejurnal2.Poltekkestasikmalaya.Ac.Id/Index.Php, 19, 41–48.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Nur Aini Luthfia Rahma, Suherman , Ayunda Larasati Sekarputri (Author)

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.