Pengaruh Konsumsi Berbagai Jenis Sumber Karbohidrat terhadap Kadar Glukosa Darah 2 Jam PP pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2

Penulis

  • Sufina Zikria Putri Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram Penulis
  • Agrijanti Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram Penulis
  • Thomas Tandi Manu Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram Penulis
  • Lalu Srigede Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram Penulis

DOI:

https://doi.org/10.71417/galen.v1i2.100

Kata Kunci:

Diabetes Melitus Tipe 2, Glukosa Darah, Karbohidrat, Paired T-Test, Postprandial

Abstrak

Latar Belakang: Diabetes Melitus tipe 2 merupakan salah satu masalah kesehatan yang terus meningkat di Indonesia. Salah satu faktor penting dalam pengelolaan diabetes adalah pengaturan konsumsi karbohidrat karena berpengaruh langsung terhadap kadar glukosa darah Postprandial (2 jam setelah makan). Jenis karbohidrat yang dikonsumsi diduga memiliki pengaruh yang berbeda terhadap respons glukosa darah penderita diabetes. Tujuan Penelitian: Mengetahui pengaruh konsumsi berbagai jenis sumber karbohidrat terhadap kadar glukosa darah 2 jam Postprandial pada penderita Diabetes Melitus tipe 2. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain pre-eksperimen (pre and post test group design). Subjek penelitian terdiri dari 28 orang penderita Diabetes Melitus tipe 2 yang dibagi ke dalam 7 kelompok berdasarkan jenis karbohidrat yang dikonsumsi (beras merah, kentang, singkong, ubi talas, ubi jalar, jagung, dan nasi putih). Data dianalisis menggunakan uji Paired t-Test. Hasil Penelitian: Rata-rata kadar glukosa darah sebelum dan sesudah mengkonsumsi karbohidrat beras merah (434,5 dan 394,5 mg/dL), Kentang (337 dan 185,5 mg/dL), Singkong (447,25 dan 404,75 mg/dL), Ubi Talas (354,25 dan 305,5 mg/dL), Ubi Jalar (311 dan 257,25 mg/dL), Jagung (369 dan 353,75 mg/dL) dan nasi putih (293 dan 315,75 mg/dL). Uji Paired t-Test menunjukkan bahwa kelompok beras merah (p=0,001), kentang (p<0,001), ubi talas (p=0,023), ubi jalar (p=0,008) mengalami penurunan signifikan, sementara singkong dan jagung tidak signifikan (p>0,05). Nasi putih menunjukkan peningkatan signifikan (p=0,008). Kesimpulan: Terdapat pengaruh konsumsi beras merah, kentang, ubi talas dan ubi jalar menunjukkan penurunan signifikan terhadap kadar glukosa darah, sedangkan konsumsi singkong dan jagung mengalami penurunan yang tidak signifikan. Sementara itu, konsumsi nasi putih justru meningkatkan kadar glukosa darah secara signifikan.

Unduhan

Data unduhan tidak tersedia.

Referensi

Asiva Noor Rachmayani. (2015). Perbedaan pengaruh kentang kuning dan kentang hitam terhadap respons glukosa darah postprandial wanita dewasa muda. Jurnal Gizi dan Pangan, 6, 1-6.

Creswell, J. W. (2021). Research design: Qualitative, quantitative, and mixed methods approaches (6th ed.). SAGE Publications.

Daeli, E., & Ardiaria, M. (2018). Pengaruh pemberian nasi beras merah (Oryza nivara) dan nasi beras hitam (Oryza sativa L.indica) terhadap perubahan kadar gula darah dan trigliserida tikus wistar (Rattus norvegicus) diabetes melitus tipe 2. Journal of Nutrition and Health, 6(2), 42-56. https://doi.org/10.14710/jnh.6.2.2018.42-56

Daniels, E., Muchtadi, D., & Zakaria, F. R. (2023). Glycemic index of sweet corn and the characteristics of their instant flake products combined with red beans. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan, 34(1), 13-23. https://doi.org/10.6066/jtip.2023.34.1.13

Emzir. (2023). Metodologi penelitian pendidikan: Kuantitatif dan kualitatif. Rajawali Pers.

Fitriani, F., & Sanghati, S. (2021). Intervensi gaya hidup terhadap pencegahan diabetes melitus tipe 2 pada pasien pra diabetes. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 10(2), 704-714. https://doi.org/10.35816/jiskh.v10i2.682

Foster-Powell, K., Holt, S. H., & Brand-Miller, J. C. (2002). International table of glycemic index and glycemic load values: 2002. American Journal of Clinical Nutrition, 76(1), 5-56. https://doi.org/10.1093/ajcn/76.1.5

Halimatunnisa, M. (2023). Senam yoga dengan media audiovisual terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita diabetes melitus. Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan, 13(1), 45-52. https://doi.org/10.37413/jmakia.v13i1.264

Handayani, D., Laksmi, D. A., Pramudya, S. I., Nugroho, F. A., Marsono, Y., & Rahayu, E. S. (2021). Substitution of local Indonesian varieties of brown rice on anthropometric parameters and blood glucose control in overweight women with type 2 diabetes. European Journal of Public Health, 31(6), 1178-1184. https://doi.org/10.1093/eurpub/ckab127.306

Inayah, I., Metty, M., & Aprilia, Y. (2021). Indeks glikemik dan beban glikemik nasi jagung instan dengan penambahan tepung tempe sebagai alternatif makanan pokok pasien diabetes mellitus. Ilmu Gizi Indonesia, 4(2), 179-188.

International Diabetes Federation. (2025). IDF diabetes atlas (11th ed.). International Diabetes Federation. https://doi.org/10.1016/S2213-8587(25)00134-8

Jenkins, D. J., Wolever, T. M., Taylor, R. H., Barker, H., Fielden, H., Baldwin, J. M., Bowling, A. C., Newman, H. C., Jenkins, A. L., & Goff, D. V. (1981). Glycemic index of foods: A physiological basis for carbohydrate exchange. American Journal of Clinical Nutrition, 34(3), 362-366. https://doi.org/10.1093/ajcn/34.3.362

Li, X., Zhang, Y., Wang, L., Chen, M., & Liu, Q. (2025). Effect of dietary carbohydrate intake on glycaemic control and insulin resistance in type 2 diabetes: A dose-response meta-analysis of randomized controlled trials. Clinical Nutrition, 44(4), 123-135. https://doi.org/10.1016/j.clnu.2024.12.007

Mohan, V., Spiegelman, D., Sudha, V., Gayathri, R., Hong, B., Praseena, K., Anjana, R. M., Wedick, N. M., Arumugam, K., Malik, V., Ramachandran, S., Nguyen, Q. M., Bai, M. R., Ponnalagu, S., Srinivasan, S., Parthasarathy, P., Krishnaswamy, K., Hu, F. B., & Willett, W. (2014). Effect of brown rice, white rice, and brown rice with legumes on blood glucose and insulin responses in overweight Asian Indians: A randomized controlled trial. Diabetes Technology & Therapeutics, 16(5), 317-325. https://doi.org/10.1089/dia.2013.0259

Prasetiyo, A., & Sari, N. N. (2024). Pemberian Oryza nivara terhadap kadar glukosa darah penderita diabetes mellitus. Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan, 8(2), 64-72. https://doi.org/10.33655/mak.v8i2.198

Shibib, L., Al-Qaisi, M., & Thompson, R. (2024). Manipulation of post-prandial hyperglycaemia in type 2 diabetes: An updated narrative review focusing on dietary approaches. Diabetes, Metabolic Syndrome and Obesity, 17, 2847-2863. https://doi.org/10.2147/DMSO.S467564

Sugiyono. (2022). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D (Edisi 2). Alfabeta.

Sutrisno, Amirudin, I., Sugiyanto, & Rica Pratiwi, A. (2022). Pengaruh pemberian ubi jalar ungu (Ipomoea batatas Poiret) terhadap penurunan kadar glukosa darah pada pasien diabetes mellitus di wilayah kerja puskesmas peniangan lampung timur. Jurnal Gizi Aisyah, 5(1), 35-44. https://doi.org/10.30604/jnf.v5i1.553

Wahidin, M., Megawati, M., Trimawartinah, T., & Subekti, I. (2024). Projection of diabetes morbidity and mortality till 2045 in Indonesia: A system dynamic modelling. Scientific Reports, 14(1), 5435. https://doi.org/10.1038/s41598-024-54563-2

Wardhani, A. T. (2013). 8 sumber karbohidrat yang lebih sehat dari nasi. Kompas Gramedia.

Wolever, T. M., Jenkins, D. J., Jenkins, A. L., & Josse, R. G. (1991). The glycemic index: Methodology and clinical implications. American Journal of Clinical Nutrition, 54(5), 846-854. https://doi.org/10.1093/ajcn/54.5.846

World Health Organization. (2024, November 13). Diabetes. World Health Organization. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/diabetes

Wulandari, S., Sari, D. K., & Pratama, A. (2022). Evaluation of three abundant Indonesian traditional tubers as functional foods for managing diabetes during COVID-19 pandemic: Sweet potato, cassava, and taro. Tropical Journal of Natural Product Research, 6(6), 924-931. https://doi.org/10.26538/tjnpr/v6i6.15

Diterbitkan

2025-10-07

Cara Mengutip

Pengaruh Konsumsi Berbagai Jenis Sumber Karbohidrat terhadap Kadar Glukosa Darah 2 Jam PP pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2. (2025). Galen: Jurnal Riset Ilmu Farmasi Dan Kesehatan, 1(2), 859-874. https://doi.org/10.71417/galen.v1i2.100